A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
Bimbingan
dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang oleh
konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin. Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu
kondisi seperti ituperlu diberikan layanan bimbingan konseling yang
komprehenfif. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk
memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru
mata pelajaran, staff administrasi, orang tua, dan masyarakat.
Bimbingan
dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik, artinya bahwa
semua peserta didik hukumannya wajib menerima layanan bimbingan dan konseling,
sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang
bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu bimbingan dan konseling
komprehensif perlu memperhatikan : (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2)
dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, (3) tujuannya pengembangan
potensi peserta didik (Suherman, 2011:51).
Melalui
bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan
dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi
sosial. Fokus utama dalam bimbingan dan konseling komprehensif adalah
teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal. Lima
premis dasar dalam bimbingan dan konseling komprehensif menurut Gysbers dan
Henderson (2006:28) adalah sebagai beikut :
1. Tujuan
bimbingan dan konseling komprehensif bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
2. Program
bimbingan dan konseling komprehensif bersifat perkembangan.
3. Program
bimbingan dan konseling merupakan Team
building approach.
4. Program
bimbingan dan konseling merupakan proses yang sistematis dan dikemas melalui
tahap-tahap perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
5. Program
bimbingan dan konseling harus dikendaalikan oleh kepemimpinan yang mempunyai
visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.
B. Komponen Bimbingan dan Konseling
komprehensif
Menurut
Gysbers dan Henderson, 2006: 139-140, dalam pelayanan bimbingan dan konseling
komprehensif terdapat 4 komponen, yaitu :
1.
Kurikulum
bimbingan dan konseling
Kurikulum
bimbingan dan konseling merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang secara
sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik yang mencakup
perkembangan akademis, karir dan pribadi dan sosial.
Perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum bimbingan dan konseling difokuskan pada pengembangan
diri, perkembangan karir, serta dalam kehidupan sosial. Sedangkan strategi yang dilakukan oleh konselor dalam
pelaksanaan kurikulum bimbingan adalah : 1) bimbingan kelas, 2) pelayanan
orientasi, 3) pelayanan informasi, 4) bimbingan kelompok, dan 5) pelayanan
pengumpulan data.
2.
Pencanaan
Individual
Konselor atau
guru pembimbing membantu peserta didik untuk memahami dan mengamati pertumbuhan
dan perkembangannya dan tindakan pendidikan lanjutnya adalah mengarahkan mereka
kepada kepribadian peserta didik.
Fokus pelayanan
perencanaan individual adalah berbagai aktivitas yang terarah pada pengembangan
3 aspek, yaitu : 1) Aspek pribadi sosial, 2) Aspek akademik, dan 3) Aspek
karir. Sedangkan strategi yang dikembangkan menurut Gysber dan Henderson
(2006:75) meliputi : Individual
appraisal, Individual advisment, Transition planning, dan Follow up.
3.
Pelayanan
Responsif
Layanan ini
merupakan satu jenis layanan yang langsung membantu peserta didik atau klien
(yang mempunyai masalah) dapat mengentaskan masalah yang dihadapi atau segala
sesuatu yang menghambat pencapaian tugas perkembangannya. Adapun masalah yang
dihadapi tersebut seperti membolos, cemas, tidak percaya diri, prestasi belajar
rendah, malas beribadah, dan lainnya.
Layanan ini
termasuk layanan yang bersifat kuratif, oleh karena itu berbagai strategi yang
sering digunakan adalah sebagai berikut : 1) Konseling individual dan kelompok,
2) Referal (Alih tangan atau Rujukan), 3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran
dan Wali kelas, 4) Kolaborasi dengan orang tua, 5) kolaborasi dengan pihak luar
sekolah, 6) Konsultasi, 7) Konferensi kasus, 8) Kunjungan rumah.
4.
Dukungan
Sistem
Komponen
dukungan sisitem ada dua bagian yaitu 1) manajemen program bimbingan dan
konseling, 2) layanan pendukung. Sedangkan strategi yang digunakan dalam
dukungan sistem ini meliputi pengembangan jejaring dan pengembangan profesional
konselor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar