Senin, 02 Juli 2012

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF


                          
A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti ituperlu diberikan layanan bimbingan konseling yang komprehenfif. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua, dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan : (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, (3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik (Suherman, 2011:51).
Melalui bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus utama dalam bimbingan dan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal. Lima premis dasar dalam bimbingan dan konseling komprehensif menurut Gysbers dan Henderson (2006:28) adalah sebagai beikut :
1.      Tujuan bimbingan dan konseling komprehensif bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
2.      Program bimbingan dan konseling komprehensif bersifat perkembangan.
3.      Program bimbingan dan konseling merupakan Team building approach.
4.      Program bimbingan dan konseling merupakan proses yang sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
5.      Program bimbingan dan konseling harus dikendaalikan oleh kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.

B.     Komponen Bimbingan dan Konseling komprehensif
Menurut Gysbers dan Henderson, 2006: 139-140, dalam pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif terdapat 4 komponen, yaitu :
1.      Kurikulum bimbingan dan konseling
Kurikulum bimbingan dan konseling merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang secara sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan akademis, karir dan pribadi dan sosial.
Perencanaan dan pelaksanaan kurikulum bimbingan dan konseling difokuskan pada pengembangan diri, perkembangan karir, serta dalam kehidupan sosial. Sedangkan strategi  yang dilakukan oleh konselor dalam pelaksanaan kurikulum bimbingan adalah : 1) bimbingan kelas, 2) pelayanan orientasi, 3) pelayanan informasi, 4) bimbingan kelompok, dan 5) pelayanan pengumpulan data.

2.      Pencanaan Individual
Konselor atau guru pembimbing membantu peserta didik untuk memahami dan mengamati pertumbuhan dan perkembangannya dan tindakan pendidikan lanjutnya adalah mengarahkan mereka kepada kepribadian peserta didik.
Fokus pelayanan perencanaan individual adalah berbagai aktivitas yang terarah pada pengembangan 3 aspek, yaitu : 1) Aspek pribadi sosial, 2) Aspek akademik, dan 3) Aspek karir. Sedangkan strategi yang dikembangkan menurut Gysber dan Henderson (2006:75) meliputi : Individual appraisal, Individual advisment, Transition planning, dan Follow up.

3.      Pelayanan Responsif
Layanan ini merupakan satu jenis layanan yang langsung membantu peserta didik atau klien (yang mempunyai masalah) dapat mengentaskan masalah yang dihadapi atau segala sesuatu yang menghambat pencapaian tugas perkembangannya. Adapun masalah yang dihadapi tersebut seperti membolos, cemas, tidak percaya diri, prestasi belajar rendah, malas beribadah, dan lainnya.
Layanan ini termasuk layanan yang bersifat kuratif, oleh karena itu berbagai strategi yang sering digunakan adalah sebagai berikut : 1) Konseling individual dan kelompok, 2) Referal (Alih tangan atau Rujukan), 3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran dan Wali kelas, 4) Kolaborasi dengan orang tua, 5) kolaborasi dengan pihak luar sekolah, 6) Konsultasi, 7) Konferensi kasus, 8) Kunjungan rumah.

4.      Dukungan Sistem
Komponen dukungan sisitem ada dua bagian yaitu 1) manajemen program bimbingan dan konseling, 2) layanan pendukung. Sedangkan strategi yang digunakan dalam dukungan sistem ini meliputi pengembangan jejaring dan pengembangan profesional konselor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar